Tak hanya masyarakat biasa, pejabat, bahkan para perajin batik sendiri hampir tak mengetahui adanya Hari Batik Nasional setiap 2 Oktober tersebut.
Batik
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Mari Elka Pangestu, mengingatkan masyarakat di seluruh tanah air soal Hari Batik Nasional yang jatuh setiap 2 Oktober.
"Selasa tanggal 2 Oktober besok adalah Hari Batik Nasional, jangan lupa untuk menggunakan batik," kata Menteri Mari Pangestu saat menggelar jumpa pers di Jakarta, Senin.
Sejarah Batik Indonesia
Batik, berasal dari kata ‘ngembat (disingkat mbat)’ dan titik (tik)’. Kedua kata ini bermakna ‘melontarkan titik’. Artinya, kegiatan membatik sama dengan melemparkan atau melontarkan titik demi titik pada sebuah kain yang berwarna putih.Batik sendiri berkembang sejak zaman Majapahit dan masa-masa awal persebaran Islam di tanah Jawa. Pada awalnya, batik bersifat eksklusif, hanya dibuat dan dikenakan untuk kalangan keraton. Namun, seiring dengan perjalanan waktu, penggunaan batik meluas hingga ke kalangan rakyat jelata.
Perkembangan batik dewasa ini pun sudah sangat pesat. Pada tahun 1960-an, penggunaan baju batik dilakukan sebagai pakaian resmi non-Barat khas Indonesia. Dan kini, ia tidak hanya dianggap sebagai pakaian resmi atau formal. Bukan pula pakaian orang-orang tua yang dipakai ketika ada hajatan.
Bukan hanya pakaian ‘resmi’ di kantor setiap hari Jumat. Inovasi demi inovasi, membuat kalangan muda tidak hanya tak malu dengan batik, tetapi juga bangga mengenakannya. Kala memakai batik, ada segenggam kebanggaan terhadap Indonesia di dalamnya.
Perkembangan Batik Sekarang - Batik Sudah diakui dimata Dunia
Batik merupakan salah satu identitas Negara kita Indonesia, ada baiknya sobat mengetahui sedikit sejarah perkembangan Batik dari awal hingga sekarang yang sudah diakui oleh dunia Tiga tahun lalu, tepatnya pada 2 Oktober 2009, batik diresmikan oleh UNESCO sebagai ‘Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi’ milik Indonesia.
Perkembangan batik dewasa ini pun sudah sangat pesat. Pada tahun 1960-an, penggunaan baju batik dilakukan sebagai pakaian resmi non-Barat khas Indonesia. Dan kini, ia tidak hanya dianggap sebagai pakaian resmi atau formal. Bukan pula pakaian orang-orang tua yang dipakai ketika ada hajatan.
Bukan hanya pakaian ‘resmi’ di kantor setiap hari Jumat. Inovasi demi inovasi, membuat kalangan muda tidak hanya tak malu dengan batik, tetapi juga bangga mengenakannya. Kala memakai batik, ada segenggam kebanggaan terhadap Indonesia di dalamnya.
Sejak diakui UNESCO pada 2 Oktober 2009 lalu, kini batik malah menjadi pakai wajib para karyawan di tiap hari Jumat. Bahkan fenomena batik mengalahkan jas-jas mahal kelas wahid. Bahkan batik untuk anak-anak pun kini sudah tersedia. Ada juga inovasi baju Batik Bola yang digemari banyak anak muda.
No comments:
Post a Comment